Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Lawan Kegemukan Dengan Buah Ini

Huff, capek menurunkan berat badan yang tak kunjung turun? Padahal kelebihan berat badan bisa memicu berbagai masalah kesehatan. Nah, coba deh mengonsumsi buah persik, plum dan nektarin yang dipercaya melawan obesitas. 

Ketiga buah ini merupakan buah-buahan segar yang baik untuk dikonsumsi. Penelitian terbaru oleh Texas AgriLife Research menemukan, senyawa bioaktif dalam ketiga buah itu bisa melawan obesitas terkait diabetes dan penyakit jantung.

Menurut Dr Luis Cisneros-Zevallos, ilmuwan makanan Agrilife Research, senyawa dalam ketiga buah itu bisa menjadi senjata dalam melawan sindrom metabolik dimana obesitas dan peradangan memicu berbagai masalah kesehatan serius.

"Riset kami menunjukkan bahwa buah berbiji keras, seperti persik, plum dan nektarin memiliki senyawa bioaktif yang berpotensi melawan sindrom ini," jelas Cisneros-Zevallos.

Cisneros-Zevallos menjelaskan bahwa senyawa fenolik (senyawa antioksidan yang banyak terkandung dalam tanaman) yang terkandung dalam buah ini bekerja sebagai anti-obesitas, anti-inflamasi dan anti-diabetes pada barisan sel-sel berbeda dan juga mengurangi oksidasi kolesterol jahat yang berkaitan dengan penyakit kardiovaskular.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa empat kelompok fenolin utama -anthocyanin, asam clorogenic, quercetin dan catechin derivatif - bekerja pada sel berbeda, seperti sel lemak, makrofag dan sel endotel pembuluh darah," ungkap Give Obesity.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mengeluarkan Racun Dari Tubuh

Setiap hari, mungkin tanpa kita sadari tubuh kita terpapar dengan berbagai jenis racun (toksin). Bisa dari makanan, minuman, maupun udara yang kita hirup.

Contoh toksin:
1.      Residu pestisida dari sayuran dan buah dari pertanian yang tidak baik
2.      Residu hormon atau antibiotik dari daging ayam dari peternakan yang tidak baik.
3.      Bahan pengawet, perwarna, pemanis buatan, dsb. Misalnya dari tahu, bakso, sirup, dll yang diproduksi dengan cara yang tidak baik.
4.      Toksin bakteri atau jamur yang mengontaminasi makanan atau minuman.
5.      Logam berat, misalnya dari kerang-kerang yang berasal dari laut dangkal yang tercemar.
6.      Racun tembakau dari asap rokok, baik asap rokok yang kita isap secara aktif maupun yang terisap secara pasif.
7.      Obat-obatan yang kita minum
8.      Polutan udara yang yang kita hirup di jalanan, misalnya dari asap knalpot.
9.      Lemak trans dari makanan atau kue kecil buatan pabrik yang kita makan sebagai cemilan.

Efek toksin tentu bermacam-macam, tergantung jenisnya. Efeknya bisa seketika, bisa juga terjadi pelan-pelan dalam jangka waktu panjang. Efek seketika misalnya berupa gejala sakit kepala. Efek jangka panjangnya berupa kerusakan ginjal hingga kanker. Efek ini terjadi secara pelan-pelan, butuh waktu bertahun-tahun.

Secara alami sebenarnya tubuh kita punya mekanisme detoksifikasi, membuang racun dari tubuh. Misalnya lewat mekanisme berkeringat, buang air kecil, buang air besar, hingga batuk dan muntah. Ini semua respons alami tubuh.

Mekanisme detoksifikasi alami di atas dapat kita pacu agar lebih aktif secara alami. Misalnya, agar berkeringat kita dapat berolahraga. Agar racun terdetosifikasi lewat urine kita dapat memperbanyak minum air putih. Agar toksin terdetoksifikasi lewat usus kita dapat memperbanyak makan makanan yang kaya serat sehinnga isi usus terdorong keluar. Sebetulnya mekanisme alami ini saja sudah cukup efektif untuk membuang racun dari tubuh. Namun kita masih membutuhkan etoksifikasi yang dirangsang.

-          Puasa
Salah satu metode detoksifikasi secara alami yang terbukti efektif dan aman adalah berpuasa. Puasa detoks ini boleh dilakukan bersamaan engan puasa ritus, misalnya di bulan Ramadhan. Puasa yang benar dalam artian benar-benar mengurangi makanan, bukan sekadar memindah jam makan, apalagi menambah jumlah makanan, seperti yang lazim dipraktikkan di bulan Ramadhan.

Bagaimana kita tahu detoks lewat puasa berhasil atau tidak? Kita bisa melihat dari penurunan berat badan atau penurunan trigliserida (lemak darah) setelah berpuasa. Puasa yang benar akan ditandai dengan efek penurunan berat badan dan lemak darah. jika keduanya turun, berarti terjadi detosifikasi. Dalam jangka lama, puasa bisa membakar timbunan lemak di dalam tubuh. Otomatis bahan-bahan toksin yang larut lemak juga bisa ikut terbuang.

-          Diet sayur dan buah saja
Selain berpuasa, cara detoks alami lainnya adalah berpantangan makanan. Misalnya tiap minggu kita menjadwalkan satu atau dua hari di mana kita di hari itu hanya mengonsumsi buah-buahan, sayur, dan air putih. Kenapa buah dan sayur?

Pertama, setiap hari tubuh kita, bagaimanapun, tetap memerlukan karbohidrat sebagai sumber energi. Kalaupun kita berpuasa atau berpantang, sebaiknya setiap hari tetap ada karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh sebagai sumber energi. Buah mengandung gula. Gula ini bisa menjadi sumber energi pengganti nasi. Jadi walaupun kita berpantang nasi, kita tetap mengonsumsi karbohidrat. Tak perlu takut pingsan. Jika gula dari buah tidak cukup, tubuh akan memecah cadangan glikogen di dalam hati dan timbunan sel lemak di bawah kulit.

Kedua, buah dan sayur banyak mengandung antioksidan, termasuk vitamin-vitamin. Di dalam tubuh, antioksidan akan menetralkan toksin dalam bentuk radikal bebas yang menjadi biang penuaan dan kanker.
Ketiga, buah dan sayur banyak mengandung serat, baik serat larut air maupun yang tak larut air. Di dalam usus, serat ini akan mendorong sisa-sisa makanan keluar. Otomatis juga akan membuang toksin yang ada di dalam usus.

Sedangkan air akan membantu tubuh mengeluarkan toksin melalui urine, keringat, dan feses. Air akan menjaga kita agar tidak mengalami dehidrasi. Jadi, sekalipun kita berpuasa atau berpantang makanan, kita tidak menjadi lemas.

-          Detoks plus relaksasi
Detoks lewat pembatasan makanan akan menjadi lebih efektif bila digabungkan dengan detoks relaksasi, seperti spa, pijat, refleksi, dsb. Bukan olahraga yang berat. Sebab, pada saat puasa atau berpantangan makanan, kita kekurangan kalori. Olahraga apalagi yang berat, mungkin beresiko pada saat semacam itu. Relaksasi akan membuat sistem metabolisme tubuh menjadi lebih aktif tanpa banyak mengeluarkan energi.

Bagaimana dengan cara detoks alternatif seperti cuci usus, suntik obat-obatan tertentu, dan sejenisnya? Secara umum, metode-metode alternatif semacam ini tidak seaman berpuasa atau diet sayur dan buah saja. Banyak dokter yang tidak menyarankan dan merekomendasikan karena dianggap tidak alami. Jadi, jika anda berminat menjalani model detoks semacam ini, pastikan anda mempelajari lebih detail agar terhindar dari risiko buruknya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Chocolate Lava


Untuk 15 buah.
Bahan:
1.      140 gram mentega tawar
2.      175 gram dark cooking chocolate
3.      125 gram tepung gula
4.      3 butir telur
5.      4 kuning telur
6.      20 gram tepung terigu protein sedang

Cara Membuat:
1.      Panaskan mentega. Masukkan dark cooking chocolate. Aduk hingga larut.
2.      Kocok telur bersama dengan gula tepung sampai mengembang.
3.      Masukkan tepung terigu sedikit-sedikit sambil diayak dan diaduk rata.
4.      Tambahkan campuran mentega sambil diaduk perlahan samapi rata.
5.      Tuang ke dalam loyang muffin pendek lebar. Oven dengan api bawah dengan suhu 190 derajat Celcius selama 20 menit sampai matang.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS