Aku muak dengan semua kelakuanmu. Aku
lelah dengan caramu memperlakukanku. Aku jera dengan perkataanmu dan caramu
membentakku. Aku menyerah pada caramu menghakimi semua kesalahanku.
Kau pikir bisa mengendalikan hidupku?
Kau pikir bisa mengatur jalan hidupku? Hingga begitu mudahnya kau mengatur pola
pikirku. Kamu selalu menjadikanku kelinci percobaanmu, kamu ubah diriku seperti
yang kau mau, karena kamu hanya mencintai perubahanku bukan aku apa adanya.
Apakah aku mainan kesayanganmu? Hingga
selalu kau salahkan ketika aku kadang mengecewakanmu. Apakah aku boneka
milikmu? Yang bisa kau mainkan sesuka hatimu. Kau pikir aku tempat pelampiasan
amarahmu? Kau pikir hatiku terbuat dari baja? Kau pikir otakku terbuat dari
besi? Hingga kau mengira bahwa aku tak bisa merasakan sakit sama sekali.
Kau selalu ingin diutamakan. Kau
selalu menganggap pernyataanmu benar. Tidak semua hal yang menurutmu benar juga
akan benar menurut orang lain. Kaukah itu? Orang yang pertama kali kukenal
begitu manis.
Siapakah aku di matamu? Kapan kau
menatap mataku dalam-dalam dan berkata “aku mencintaimu begitu juga
kekuranganmu”? Tapi, ternyata aku bukan siapa-siapa di matamu. Aku selalu kau
lupakan. Aku hanyalah sepi yang merindukan suasana hangat, perasaan aman dan
nyaman tapi itu tidak kudapatkan darimu.
Aku lelah mengikuti aturan mainmu.
Aku bosan, jengah, dan menyerah. Jatuh cintalah pada perempuan yang mau kau
atur jalan hidupnya. Jatuh cintalah pada perempuan yang mau kau jadikan boneka
kesayanganmu. Kau tidak pernah sadar perempuan-perempuan seperti itulah yang
suatu saat akan membuatmu mengemis perhatian. Akan ada saatnya kau menangisi
kepergianku. Akan ada saatnya kau menyesal telah menyia-nyiakan aku. Akan ada
saatnya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar