1.
Pengertian Pencemaran Tanah
Pencemaran adalah masuknya atau dimasukannya makhluk
hidup, zat,
energy dan atau komponen lainnya kedalam lingkungan oleh kegiatan manusia
sehingga kualitasnya turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Lingkungan yang
mengalami pencemaran akan memberikan dampak negative bagi makhluk hidup
didalamnya.
Pencemaran
tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah
lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan
pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan
sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah;
air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung
dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat.
Ketika
suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat
menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk
ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat
beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika
bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
2.
Penyebab Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah berasal dari limbah rumah tangga,
kegiatan pertanian, dan pertambangan.
Ø Limbah rumah tangga
Dalam rumah tangga,
air digunakan untuk minum, memasak, mencuci, dan berbagai keperluan lainnya.
Setelah digunakan, air dibuang atau mengalir ke selokan. Selanjutnya, air
tersebut mengalir ke sungai, danau, dan laut. Air buangan rumah tangga atau
dikenal sebagai limbah domestik mengandung 95% sampai 99% air dan sisanya
berupa limbah organik .
Sebagian dari
air buangan terdiri atas komponen nitrogen, seperti urea dan asam urik yang
kemudian akan terurai menjadi amoniak dan nitrit. Pada perairan yang dimasuki
oleh limbah rumah tangga biasanya akan menyebabkan populasi ganggang menjadi
meningkat pesat sebagai akibat banyaknya persediaan nutrien.
Sebaliknya,
persediaan oksigen dalam perairan tersebut semakin berkurang. Di sana dapat
ditemukan Tubifex sp., hewan air yang mampu hidup dengan baik di bawah kondisi
defisiensi oksigen.
Semakin ke hilir
atau ke arah muara, limbah organik lebih terurai secara sempurna sehingga
kandungan oksigen dalam air kembali normal. Hewan dan tumbuhan air dapat tumbuh
dengan baik.
Selain itu limbah
rumah tangga terpenting adalah sampah. Sampah dalam jumlah banyak seperti di
kota-kota besar, berperan besar dalam pencemaran tanah, air, dan udara. Tanah
yang mengandung sampah diatasnya akan menjadi tempat hidup berbagai
mikroorganisme penyebab penyakit. Pencemaran oleh mikroorganisme dan polutan
lainnya dari sampah akan mengurangi kualitas air tanah. Air tanah yang menurun
kualitasnya dapat terlihat dari perubahan fisiknya, misalnya bau, warna, dan
rasa, bahkan terdapat lapisan minyak. Beberapa jenis sampah, seperti plastik
dan logam sulit terurai sehingga berpengaruh pada kemampuan tanah menyerap air.
Ø Limbah pertanian
Dalam kegiatan
pertanian, penggunaan pupuk buatan, zat kimia pemberantas hama (pestisida), dan
pemberantas tumbuhan pengganggu (herbisida) dapat mencemari tanah, dan air.
Herbisida
merupakan pestisida yang 40% produknya sudah digunakan di dunia. Para petani
menggunakan herbisida untuk mengontrol atau mematikan sehingga tanaman
pertanian dapat tumbuh dengan baik. Percobaan pada kelinci dan kera menggunakan
dosis herbisida diatas 25% menunjukkan bahwa pemberian makanan dan minuman yang
dicampur herbisida dapat menyebabkan organ hati dan ginjal hewan tersebut mudah
terkena tumor dan kanker.
Fungisida
merupakan pestisida yang digunakan untuk mengontrol atau memberantas cendawan
(fungi) yang dianggap sebagai wabah atau penyakit. Penyemprotan fungisida dapat
melindungi tanaman pertanian dari serangan cendawan parasit dan mencegah biji
(benih) menjadi busuk di dalam tanah sebelum berkecambah. Akan tetapi, sejak
metal merkuri sangat beracun terhadap manusia, biji-bijian yang telah mendapat
perlakuan fungisida yang mengandung metal merkuri tidak pernahdimanfaatkan
untuk bahan makanan. Fungisida dapat memberi dampak buruk terhadap lingkungan.
Insektisida
merupakan bahan kimia yang digunakan untuk membunuh serangga hama. Jenis
pestisida ini sudah digunakan manusia sejak lama. Pestisida dan herbisida
memiliki sifat sulit terurai dan dapat bertahan lama di dalam tanah. Residu
pestisida dan herbisida ini membahayakan kehidupan organisme tanah.
Senyawa
organoklorin utama di dalam insektisida adalah DDT (Dikloro Difenil
Trikloroetana) dapat membunuh mikroorganisme yang sangat penting bagi proses
pembusukan, sehingga kesuburan tanah terganggu Tanah yang tercemar pupuk
kimiawi, pestisida, dan herbisida dapat mencemari sungai karena zat-zat
tersebut dapat terbawa air hujan atau erosi.
Penggunaan pupuk
buatan secara berlebihan menyebabkan tanah menjadi masam, yang selanjutnya
berpengaruh terhadap produktivitas tanaman. Tanaman menjadi layu, berkurang
produksinya, dan akhirnya mati. Pencemaran tanah oleh pestisida dan herbisida
terjadi saat dilakukan penyemprotan. Sisa-sisa penyemprotan tersebut akan
terbawa oleh air hujan, akhirnya mengendap di tanah. Penggunaan bahan-bahan
kimiawi secara terus menerus akan mengakibatkan kerusakan tekstur tanah, tanah
mengeras, dan akan retak-retak pada musim kemarau.
Ø Pertambangan
Aktivitas
penambangan bahan galian juga dapat menimbulkan pencemaran tanah. Salah satu
kegiatan penambangan yang memiliki pengaruh besar mencemarkan tanah adalah
penambangan emas. Pada penambangan emas, polusi tanah terjadi akibat penggunaan
merkuri (Hg) dalam proses pemisahan emas dari bijinya. Merkuri tergolong
sebagai bahan berbahaya dan beracun yang dapat mematikan tumbuhan, organisme
tanah, dan mengganggu kesehatan manusia.
3.
Dampak Negatif Pencemaran Tanah
Ø Pada Kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada
tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena.
Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik
untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat
menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada
konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri
(air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa
bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati.
Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan ganguan pada saraf otot.
Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan
ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan
yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit
untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang
besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian.
Ø Pada Ekosistem
Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari
adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun.
Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme
endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan
dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat
memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai
makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah
tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing
yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida
atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT
pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian
anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.
Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman
yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat
menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu
menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu
paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan
terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
4.
Dampak Positif
Pencemaran Tanah
Menurut
Pendapat kelompok kami untuk saat ini dampak positif yang diakibatkan oleh
pencemaran tanah belum ditemui karena yang sering kita jumpai merupakan dampak
negatif hasil pencemaran tanah.
5.
Ambang Batas
Indicator
pencemaran tanah dapat dilakukan dengan pengukuran apakah konsentrasi polutan
sudah sampai ambang batas (baku mutu), sehingga membahayakan bagi organisme
lainnya, atau masih di bawah ambang batas.
Ambang
batas(baku mutu) pencemaran tanah:
a)
Indicator fisik
Contoh indicator
fisik yang menunjukan kualitas tanah, antara lain warma tanah, kedalaman
lapisan atas tanah ,kepadatan tanah ,porositas dan tekstur tanah, dan endapan
pada tanah. Berbagai
polutan tanah dapat merubah sifat-sifat fisik tanah sehingga menurunkan
kualitasnya.
b)
Indicator kimia
Nilai pH,
salinitas , kandungan senyawa kimia organic, fosfor, nitrogen, logam berat, dan
radioaktif merupakan contoh indicator kimia bagi tingkat polusi tanah.
Nilai pH yang
terlalu tinggi atau rendah dan salinitas serta kandungan berbagai senyawa kimia yang terlalu tinggi
mengindikasikan telah terjadi polusi tanah.
c)
Indicator biologi
Cacing tanah
merupakan salah satu indicator biologi pada pengukuran tingkat polusi tanah .
keberadaan cacing tanah dapat meningkatkan kandungan nutrisi pada tanah yang
akan menyuburkan tanah. Populasi cacing tanah dipengaruhi oleh kondisi tanah
habitatnya, seperti kondisi suhu, kelembapan , Ph , salinitas, aerasi dan
tekstur tanah.
Pencemaran tanah
akan menyebabkan perubahan kondisi tanah yang dapat mengakibatkan kematian pada
cacing tanah.
6.
Penanganan
1.
Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
2.
Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
7.
Cara Pencegahan
Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan
terhadap terjadinya pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai
dengan macam bahan pencemar yang perlu ditanggulangi. Langkah-langkah
pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran antara lain dapat
dilakukan sebagai berikut:
1)
Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh
mikroorganisme antara lain dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam
tanah secara tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk.
2)
Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak
dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar
sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara
individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman,
sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat
dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil,
kemudian dikubur.
3)
Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam
berat yang akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat
pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.
4)
Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara
sembarangan namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
5)
Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa
organik yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
8.
Tanah Tercemar dan Tidak Tercemar
Ø Tanah
tercemar
Tanah indonesia terkenal dengan kesuburanya. Hingga dalam
sejarah Indonesia pernah tercetat. Kesuburan itu telah mengundang para penjajah
asing untuk mengeksploitasinya. Fenomena sekarang lain lagi. Sebagian tanah
Indonesia tercemar oleh polusi yang diakibatkan oleh kelainan masyarakat.
Pencemaran ini menjadikan tanah rusak dan hilang kesuburanya, mengandung zat
asam tinggi. Berbau busuk, kering, mengandung logam berat, dan sebagainya.
Kalau sudah begitu maka tanah akan sulit untuk dimanfaatkan.
Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa
ciri-ciri tanah tercemar adalah :
1)
Tanah tidak subur
2)
pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa).
3)
Berbau busuk.
4)
Kering
5)
Mengandung logam berat
6)
Mengandung sampah anorganik
Ø Tanah
tidak tercemar
Tanah yang tidak tercemar adalah tnah yang masih memenuhi
unsur dasarnya sebagai tanah. Ia tidak mengandung zat-zat yang merusak
keharaanya. Tanah tidak tercemar bersifat subur, tidak berbau busuk, tingkat
keasaman normal. Yang paling utama adalah tidak mengandung logam berat. Tanah
yang tidak tercemar besar potensinya untuk alat kemaslahatan umat manusia.
Pertanian dengan tanah yang baik bisa mendatangkan keuntungan berlipat ganda.
Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri
tanah tercemar adalah :
1)
Tanahnya subur
2)
Trayek pH minimal 6, maksimal 8
3)
Tidak berbau busuk
4)
tidak kering, memiliki tingkat kegemburan yang normal
5)
Tidak Mengandung logam berat
6)
Tidak mengandung sampah anorganik
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Pencemaran tanah adalah
keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah
alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan
kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air
permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan
pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan
sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak
memenuhi syarat.
Ada beberapa cara untuk
mengurangi dampak dari pencemaran tanah, diantaranya dengan remediasi dan
bioremidiasi. Remediasi yaitu dengan cara membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Sedangkan Bioremediasi dengan cara proses pembersihan pencemaran
tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).
B.
SARAN
Untuk lebih memahami
semua tentang pencemaran tanah, disarankan para pembaca mencari referensi lain
yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Selain itu, diharapkan para
pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari – hari dalam menjaga kelestarian tanah beserta penyusun yang ada di
dalamnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Soekarto. S. T. 1985. Penelitian
Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Bhatara Karya
Aksara, Jakarta. 121 hal.
Wikipedia. 2007. Pencemaran
Tanah (On-line).